Jakarta, 26 November 2024 – Memasuki masa tenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, atmosfer demokrasi di Indonesia, khususnya di Jakarta, semakin terasa.
Persiapan untuk pemungutan suara pada 27 November esok hari sedang berlangsung. Dalam momen krusial ini, peran generasi muda sebagai penggerak pemilu damai sangat dibutuhkan.
Koordinator Duta Damai BNPT RI Provinsi Jakarta, Silvi Dwi Yanti, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya keterlibatan generasi muda dalam mewujudkan pemilu damai, terutama di Era digital seperti saat ini.
Dalam wawancaranya, Silvi menekankan pentingnya menghargai perbedaan dalam proses demokrasi.
“Dalam Pilkada Jakarta 2024, mari kita saling menghargai pilihan masing-masing, dan menghindari provokasi yang dapat memecah belah persatuan. Demokrasi adalah tentang pilihan, namun kerukunan adalah tentang bagaimana kita menghargai perbedaan tersebut,” ujarnya.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa pemilu adalah wadah untuk menyalurkan aspirasi politik, tetapi persatuan tetap menjadi. pondasi utama bagi bangsa Indonesia.
Silvi mengimbau masyarakat untuk saling menghargai pilihan masing-masing dan menghindari segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah persatuan.
Menurutnya, pemilih yang cerdas adalah mereka yang tidak hanya memilih berdasarkan preferensi pribadi, tetapi juga mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Silvi Dwi Yanti menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda dalam Pilkada 2024, yaitu penyebaran informasi palsu atau hoaks di media sosial. Ia menjelaskan bahwa literasi digital adalah kunci untuk melawan penyebaran hoaks dan memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik.
“Penting bagi kita semua, khususnya generasi muda, untuk memahami bahwa setiap klik, share, atau komentar di ruang maya bisa mempengaruhi keputusan politik kita. Oleh karena. itu, literasi digital menjadi kunci dalam memilih dengan bijak,” katanya.
Literasi digital, menurut Silvi, bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga mencakup kemampuan untuk menyaring informasi. Generasi muda diharapkan tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga menjadi penyebar informasi yang benar dan bermanfaat.
“Generasi muda memiliki peran kunci dalam memerangi hoaks yang beredar, terutama di platform media sosial. Kita harus bijak dalam memilih informasi yang kita terima dan bagikan,” tambahnya.
Sebagai kelompok dengan jumlah terbesar dalam demografi pemilih, generasi muda memiliki kekuatan untuk mengarahkan suasana pemilu ke arah yang lebih baik. Silvi Dwi Yanti mengajak anak muda untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
“Generasi muda adalah pilar utama demokrasi. Kita tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk memilih, tetapi juga untuk menjaga suasana damai selama proses pemilu berlangsung,” jelasnya.
Silvi juga mengimbau anak muda untuk menggunakan media sosial secara positif. “Manfaatkan media sosial untuk menyuarakan pesan-pesan damai. Hindari unggahan yang memprovokasi atau memperkeruh suasana,” katanya.
Menurutnya, setiap tindakan kecil, seperti tidak menyebarkan hoaks atau tidak terlibat dalam debat yang tidak sehat, dapat memberikan dampak besar dalam menciptakan suasana pemilu yang damai.
Menjelang hari pemungutan suara, Silvi Dwi Yanti kembali mengajak seluruh masyarakat Jakarta untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan Pilkada Jakarta 2024.
“Mari kita tunjukkan bahwa Jakarta adalah kota yang dewasa dalam berdemokrasi. Pilihan boleh berbeda, namun kerukunan harus tetap terjaga,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya hadir ke TPS pada hari pemungutan suara sebagai wujud tanggung jawab sebagai warga negara.
“Datanglah ke TPS, gunakan hak pilih dengan bijak, dan pilihlah pemimpin yang benar-benar memiliki visi untuk membawa Jakarta ke arah yang lebih baik,” katanya.