Guru sebagai Pilar Perdamaian: Mewujudkan Sekolah sebagai Zona Nyaman dan Aman

0
40

Hari Guru bukan sekadar momen untuk mengucapkan terima kasih kepada para pendidik. Lebih dari itu, ini adalah waktu untuk merenungkan peran penting guru dalam membangun masa depan generasi muda. 

Di tengah tantangan pendidikan saat ini, guru memiliki tanggung jawab besar tidak hanya untuk mendidik, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai. 

Pendidikan perdamaian, yang menanamkan nilai-nilai toleransi, empati, dan penyelesaian konflik tanpa kekerasan, menjadi kunci penting dalammenghadapi meningkatnya kasus kekerasan dan intoleransi di sekolah.

Data terbaru dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menunjukkan peningkatan kasus kekerasan di lingkungan pendidikan sepanjang tahun 2024. Hingga September 2024, tercatat 36 kasus kekerasan di satuan pendidikan, meningkat tajam dari hanya 15 kasus pada Juli 2024. 

Dari jumlah tersebut, kekerasan fisik menjadi bentuk yang paling dominan, melibatkan 144 peserta didik sebagai korban dan 48 pelak.

Ironisnya, kasus-kasus tersebut tidak hanya melibatkan sesama siswa, tetapi juga guru, yang seharusnya menjadi pengayom dan pelindung di lingkungan sekolah.

Lebih mengkhawatirkan lagi, beberapa kasus berakhir dengan kematian siswa, terutama di wilayah-wilayah tertentu seperti Jawa Timur yang mencatat delapan kasus tertinggi di Indonesia.

Kasus-kasus intoleransi juga semakin sering ditemukan, baik dalam bentuk ejekan terkait perbedaan agama, suku, maupun latar belakang sosial. Situasi ini menunjukkan bahwa sekolah, yang seharusnya menjadi ruang aman, masih jauh dari cita-cita tersebut.

Mengapa Pendidikan Perdamaian Penting?

Pendidikan perdamaian tidak hanya mengajarkan siswa untuk hidup berdampingan dalam harmoni, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif. 

Guru memainkan peran sentral dalam proses ini. Ketika guru mengajarkan nilai-nilai seperti saling menghormati, dialog, dan kerja sama, mereka membantu menciptakan generasi yang lebih toleran dan inklusif.

Sayangnya, tidak semua guru memahami atau memiliki pelatihan yang cukup untuk mengintegrasikan pendidikan perdamaian ke dalam kurikulum mereka. Padahal, Pendidikan ini tidak memerlukan materi terpisah. 

Nilai-nilai perdamaian dapat diajarkan melalui pendekatan yang relevan dengan mata pelajaran apa pun, baik melalui diskusi sejarah, pengajaran nilai-nilai keagamaan, maupun latihan kelompok dalam olahraga.

Langkah Konkret untuk Mengatasi Kekerasan dan Intoleransi

Untuk menciptakan sekolah yang damai, beberapa langkah konkret dapat diambil:

1. Pelatihan Guru tentang Pendidikan Perdamaian:

Guru perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda kekerasan dan intoleransi serta dilengkapi dengan metode untuk mencegah dan menanganinya. Pemerintah bersama institusi pendidikan dapat menyelenggarakan program pelatihan ini secara berkala.

2. Integrasi Nilai Perdamaian dalam Kurikulum:

Kurikulum sekolah perlu dirancang untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian, baik melalui pengajaran langsung maupun kegiatan ekstrakurikuler.

3. Peningkatan Pengawasan dan Dukungan Psikologis:

Sekolah perlu memiliki sistem pelaporan kekerasan yang aman dan mudah diakses, serta menyediakan layanan konseling bagi siswa dan guru.

4. Kolaborasi dengan Orang Tua:

Orang tua memegang peran penting dalam membentuk karakter anak. Kolaborasi antara guru dan orang tua dapat membantu memperkuat pendidikan nilai-nilai perdamaian di rumah dan sekolah.

Guru sebagai Teladan Perdamaian

Di balik setiap perubahan positif, selalu ada guru yang menjadi inspirasi. Guru adalah teladan hidup bagi siswa mereka. Ketika guru mempraktikkan dialog yang penuh hormat, menunjukkan empati, dan menangani konflik secara bijak, mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberi contoh nyata kepada siswa.

Momen Hari Guru ini adalah kesempatan untuk mengingat kembali peran besar guru dalam membangun masa depan yang lebih baik. Guru bukan hanya pendidik, tetapi juga pilar perdamaian yang membawa harapan bagi setiap anak yang mereka ajar.

Peningkatan kasus kekerasan dan intoleransi di lingkungan sekolah menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan untuk menciptakan pendidikan yang damai masih panjang. Namun, melalui kerja sama antara guru, pemerintah, dan masyarakat, perubahan dapat terwujud. 

Setiap langkah kecil, mulai dari memperkuat pelatihan guru hingga menciptakan ruang aman di sekolah, adalah investasi untuk masa depan yang lebih damai.

Sebagai Duta Damai BNPT RI, mari kita terus mendukung para guru dan mendorong integrasi nilai-nilai perdamaian di lingkungan pendidikan.

Karena perdamaian bukan hanya tujuan, tetapi juga perjalanan yang harus dimulai sejak dini, dari ruang kelas hingga seluruh penjuru negeri.

SHARE
Previous articlePemilu: Dulu Beda Pilihan, Kini Bersatu untuk Indonesia Lebih Baik
Next articleMenuju Pilkada Damai: Ayo Sukseskan Pilkada Jakarta 2024!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here