Islam mengajarkan perdamaian dan antikekerasan. Sebagaimana Islam dalam arti harfiahnya berasal dari kata “salam” artinya damai, selamat, dan tunduk. Salam dan Islam sama-sama bertemu mengajak kepada ketentraman, keamanan, ketenangan dan kedamaian. Bahkan Tuhan pemilik agama ini di antara nama-Nya adalah As Salam, karena Dialah yang memberikan keamanan bagi manusia dengan syariat yang ditetapkan-Nya. Sedangkan pembawa agama ini, yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pembawa bendera perdamaian dan keselamatan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan lafaz salam sebagai penghormatan sesama kaum muslimin untuk mengingatkan mereka bahwa sesungguhnya agama mereka adalah agama perdamaian dan keamanan, bukan agama yang datang untuk mengancam dan menakut-nakuti. Sedangkan para pemeluknya adalah orang-orang yang berhak memperoleh perdamaian dan para pencinta perdamaian. Hal ini pun dipraktikkan langsung oleh para pendakwah di Nusantara untuk menyebarkan agama Islam.
Sejarah Islam di Indonesia
Sejarah masuknya Islam di Indonesia yang kala itu terkenal dengan sebutan nusantara banyak perbedaan pendapat. Pertama menurut teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 yang berasal dari Gujarat, India. Kedua menurut teori Arab, Teori ini menyebutkan bahwa pengaruh Islam dibawa langsung oleh pedagang Arab sekitar abad ke-7. Teori Arab didukung dengan adanya pemukiman Islam di Barus, pesisir barat Sumatera, di abad ke-7. Ketiga teori Persia, Teori ini berpendapat bahwa pengaruh Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad ke-13. Terlepas dari beberapa pendapat tersebut mengenai masuknya Islam ke Indonesia ada hal penting yang dapat dijadikan pemberlajaran yaitu bagaimana para ulama ketika itu dalam menyebarluaskan Islam di tanah Indonesia. Contohnya di Jawa.
Di Jawa terkenal dengan sebutan walisongo atau sembilan wali. Walisongo menyebarkan Islam dengan damai melalui jalur-jalur kesenian atau kebudayaan setempat contohnya Sunan Kalijaga melalui wayangnya. Sehingga banyak yang tertarik kepada agama Islam. Islam banyak diminati sampai akhirnya Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia sampai saat ini, karena cara nya yang mengedepankan sopan dan santun serta perdamaian.
Dalam sepak terjangnya Islam di Indonesia selalu berjalan beriringan. Ini dibuktikan dengan perjuangannya membela tanah air bersama-sama hingga merdeka. Lalu dimusyawarahkan dan disepakati lah oleh para pejuang tersebut sehingga merumuskan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Pada awalnya kehadiran Pancasila banyak perdebatan namun sambil berkembangnya pemahaman semuanya sepakat akan ideologi negara Indonesai adalah Pancasila.
Namun, akhir-akhir ini ada beberapa golongan yang mengatakan Pancasila bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Padahal dalam pancasila sudah terhimpun nilai-nilai Islam
Pancasila dan Islam
Jika dilihat faktanya dalam Pancasila tidak ada satu pun yang bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi Pancasila menjamin hak-hak umat Islam dalam beribadah. Secara tidak langsung Pancasila ini sudah menghimpun nilai-nilai Islam, karena didalamnya bertujuan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan umat muslim untuk beribadah.
Lalu ketika dipahami perpoinnya Pancasila juga tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Sila pertama, ke-Tuhan-an Yang Maha Esa. Sila yang pertama ini jelas sangat bersesuaian sekali dengan semangat kemahaesaan Tuhan yang digaungkan dalam berbagai ayat-ayat al-Quran. Hal demikian misalnya dapat dilihat pada beberapa ayat seperti QS. An-Nisa: 36, QS. al-An’am: 151, QS. an-Nur: 55, QS. Yusuf: 40, QS. Ali Imran: 64 dan masih banyak lainnya. Semua ayat ini mengandung arti perintah untuk selalu mengesakan Tuhan.
Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Jika kita menolak semangat yang terkandung dalam sila kedua dari Pancasila ini, berarti dengan sendirinya kita menolak menjalin hubungan baik dengan manusia secara beradab dan berakhlak. Dalam al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai posisi manusia dan kemanusiaan. Hal demikian misalnya seperti yang dapat kita perhatikan pada QS. Hud: 61, Ibrahim: 32-34, Luqman: 20, ar-Rahman: 3-4, al-Hujurat: 13, al-Maidah: 32 dan lain-lain.
Sila ketiga, persatuan Indonesia. Dalam al-Quran, persatuan merupakan prinsip terpenting dalam membangun komunitas. Hal demikian seperti yang dapat kita lihat pada QS. Ali Imran: 64, 102-107. Semangat persatuan juga dapat kita temukan dalam beberapa ayat al-Quran seperti dalam QS. al-An’am: 153, QS. ar-Rum: 30-32, QS. al-Bayyinah: 1-5 dan lain-lain.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Hal demikian menjadikan penegasan untuk selalu bermusyawarah seperti yang dapat dilihat pada QS. al-Baqarah: 233, Ali Imran: 159 dan as-Syura: 38 dan semangat pembagian kerja atau perwakilan seperti yang dapat kita temukan pada QS. an-Nisa: 35 dan QS. Yusuf: 55.
Sila kelima, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika mereka menolak Pancasila, berarti mereka mengabaikan keadilan dan membela kezaliman. Sila kelima dalam Pancasila sangat menjunjung tinggi keadilan, semangat yang selalu digaungkan al-Quran dalam berbagai ayat-ayatnya. Dalam al-Quran, menjunjung tinggi keadilan merupakan bentuk amal yang dekat dengan ketakwaan. Ayat-ayat yang berbicara mengenai keadilan dapat dilihat pada QS. An-Nisa: 58, 135, al-Maidah: 8, al-An’am: 152-153, al-A’raf: 29, Hud: 84-86 dan lain-lain.
Jadi sebagai umat muslim saat ini harus pintar-pintar dalam memahami Islam, jangan mau diadu domba oleh narasi-narasi yang tidak jelas bahkan menyesatkan. Karena Pancasila sudah bersifat final, pada masanya sudah dibahas secara tuntas. Sehingga Pancasila dan Islam berjalan beriringan.