Implementasi Nilai “Rempug” dalam Kehidupan Sehari-hari

0
9

“Biar kata kite beda, nyang penting rempug yee!”

Halo Sobat Damai! Pernah denger istilah rempug belum? Buat kamu yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, istilah ini mungkin udah gak asing lagi.

Tapi tahukah kamu bahwa kata rempug ini lebih dari sekadar istilah lho, melainkan sebuah panduan hidup untuk menciptakan kerukunan di lingkungan masyarakat.

Yuk, kita eksplor lebih jauh tentang nilai ini dan bagaimana kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Istilah rempug sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti “bersatu” atau “bersepakat dalam kebersamaan.” Konsep ini erat kaitannya dengan musyawarah mufakat, dimana dalam kehidupan sehari-hari, rempug digunakan untuk menggambarkan cara masyarakat dalam memecahkan masalah secara bersama-sama, tanpa mengedepankan ego pribadi.

Pada masa lalu, masyarakat sering menggunakan prinsip rempug ini dalam menyelesaikan konflik atau menentukan keputusan penting, seperti pembagian lahan pertanian, penentuan jadwal tanam, hingga menyelesaikan konflik antarwarga. 

Nilai ini terus diwariskan dari generasi ke generasi sebagai warisan budaya yang kaya akan kebijaksanaan lokal. Berikut adalah nilai yang diajarkan dalam prinsip rempug.

1. Kepentingan Bersama di Atas Kepentingan Pribadi

Dalam rempug, setiap individu diajak untuk mendahulukan kepentingan kelompok, tanpa melupakan hak masing-masing.

2. Musyawarah Sebagai Pondasi Harmoni

Keputusan yang diambil secara bersama dianggap lebih kuat dan lebih diterima oleh semua pihak.

3. Mengutamakan Persatuan di Tengah Perbedaan

Meski setiap individu punya pendapat yang berbeda, rempug mengajarkan kita untuk mencari titik temu

Kenapa Rempug itu Penting?

Seperti kita ketahui bersama Sobat Damai, sekarang ini, tidak sedikit konflik timbul karena adanya ego dan kurangnya rasa kebersamaan, yang kerap dipicu oleh isu-isu sosial, agama, dan politik. Salah satu contohnya konflik terkait pembangunan tempat ibadah terjadi di beberapa daerah. 

Misalnya, di Cianjur, sebuah kelompok mengeluarkan surat yang melarang pembangunan vihara, sementara di Padang, kegiatan ibadah umat Kristiani dihentikan oleh warga sekitar.

Konflik ini menunjukkan ketegangan antara kebebasan individu dan keharmonisan kolektif, yang sering disalahgunakan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan mereka sendiri.

Kemudian menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, polarisasi yang tajam antara pendukung kandidat politik juga menjadi salah satu pemicu konflik. Polarisasi ini didorong oleh bias kelompok dan algoritma media sosial yang memperkuat keyakinan tertentu. Ketegangan semakin meningkat karena adanya provokasi berbasis isu primordial seperti agama dan ras. 

Meskipun perdebatan politik lebih banyak menyoroti etika dan program capres-cawapres, isu sensitif tetap menimbulkan potensi konflik di masyarakat. Menyikapi hal tersebut tentu diperlukan sebuah cara agar ketegangan antar antar individu atau kelompok dapat teratasi. 

Penyelesain harus didasari oleh penghormatan terhadap hak individu dan dialog yang konstruktif, baik dalam konteks sosial maupun politik. Dengan rempug, kita diajak untuk kembali pada esensi kemanusiaan: hidup berdampingan dengan damai.

Selain itu, nilai ini sangat relevan dalam menjawab tantangan era modern karena prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya memiliki daya adaptasi yang kuat terhadap dinamika sosial dan budaya masa kini.

“Lantas, bagaimana cara mengimplementasikan nilai rempug dalam kehidupan sehari-hari?”

Ingat Sobat Damai, mengimplementasikan nilai rempug dalam kehidupan sehari-hari, berarti kita harus mempraktekkan semangat kebersamaan, gotong royong, dan dialog dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan nilai ini:

Diskusi Bareng, Bukan Debat Kusir

Kalau ada perbedaan pendapat, cobalah diskusi dengan kepala dingin. Ingat, Sobat Damai, diskusi bukan untuk mencari siapa yang paling benar, tapi bagaimana kita bisa menemukan solusi terbaik.

Gotong Royong

Dari hal kecil seperti kerja kelompok hingga acara besar seperti bakti sosial, semangat gotong royong bikin segala sesuatunya jadi lebih ringan dan seru.

Jangan Baper di Media Sosial

Di era digital ini, mudah banget buat terpancing emosi karena perbedaan opini. Ingat, Sobat Damai, nilai rempug mengajarkan kita untuk lebih memahami sudut pandang orang lain. Jadi, gunakan media sosial sebagai sarana berbagi energi positif.

Saling Membantu

Kalau temanmu lagi butuh bantuan, sekecil apa pun itu, jangan ragu untuk membantu.

Semangat rempug adalah tentang saling mendukung tanpa pamrih.

Membangun Dialog Konstruktif

Dalam menghadapi isu sensitif seperti perbedaan agama, budaya, atau pilihan politik, nilai rempug mengajarkan kita untuk membangun dialog konstruktif. Dengarkan, pahami, lalu cari titik temu.

SHARE
Previous articlePilkada: Pilihan Kalah Tak Boleh Marah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here