Perjuangan Perayaan Imlek di Indonesia: Antara Tradisi dan Diskriminasi

0
5
Perjuangan Perayaan Imlek di Indonesia
Perjuangan Perayaan Imlek di Indonesia

Imlek, perayaan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa, memiliki sejarah panjang dan berliku di Indonesia. Perayaan yang sarat akan tradisi dan simbol keberuntungan ini, sempat mengalami masa-masa sulit akibat diskriminasi dan larangan. Namun, semangat persatuan dan keinginan untuk melestarikan budaya leluhur, akhirnya membawanya kembali ke panggung perayaan nasional.

Sejarah Kelam Diskriminasi Perayaan Imlek

Pada masa Orde Baru, perayaan Imlek mengalami pembatasan yang ketat. Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, termasuk dalam hal agama dan budaya, mencapai puncaknya pada masa ini. Imlek dianggap sebagai perayaan yang berbau komunisme dan dilarang untuk dirayakan secara terbuka.

Larangan ini tertuang dalam Inpres No 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina. Alhasil, perayaan tahun baru tersebut yang biasanya meriah dengan warna merah dan petasan, harus dirayakan secara sembunyi-sembunyi di rumah atau di kelenteng-kelenteng kecil.

Baca juga: Festival Bandeng Rawa Belong: Perayaan Budaya dan Kuliner di Jantung Jakarta

Kebangkitan di Era Reformasi

Setelah reformasi bergulir pada tahun 1998, angin segar pun berhembus bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Diskriminasi mulai berkurang dan kebebasan beragama serta berbudaya dijamin oleh negara. Pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres No 14 Tahun 1967 dan mengembalikan hak-hak masyarakat Tionghoa, termasuk hak untuk merayakan Imlek secara terbuka.

Pada tahun 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perayaan Imlek di Indonesia. Masyarakat Tionghoa pun dapat merayakan Imlek dengan lebih leluasa dan terbuka.

Perayaan Imlek yang Meriah

Sejak saat itu, pengadaan Imlek di Indonesia semakin meriah dari tahun ke tahun. Masyarakat Tionghoa berbondong-bondong merayakan Imlek dengan berbagai tradisi, seperti sembahyang leluhur, makan malam keluarga, pemberian angpao, serta pertunjukan barongsai dan liong.

Tak hanya itu, tradisi juga menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Berbagai acara dan festival Imlek digelar di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Pontianak, dan Singkawang. Hal ini tentu saja memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Simbol Kebangkitan dan Persatuan

Perjuangan perayaan Imlek di Indonesia adalah simbol kebangkitan dan persatuan masyarakat Tionghoa. Setelah puluhan tahun tertekan, mereka akhirnya dapat merayakan tradisi dan budaya mereka dengan bebas. Imlek juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antar etnis dan memperkuat persatuan bangsa.

SHARE
Previous articleFestival Bandeng Rawa Belong: Perayaan Budaya dan Kuliner di Jantung Jakarta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here