Sebagaimana yang kita ketahui bahwa di tanggal 14 Februari selalu identik dengan peringatan hari Valentine terutama bagi para pemuda. Di hari Valentine 14 Februari ini sering dikatakan sebagai hari kasih sayang yang diekspresikan melalui berbagai simbol seperti bunga mawar, cokelat, hingga boneka. Di hari ini juga seringkali muncul pesta-pesta perayaan Valentine yang marak diadakan untuk menyambut hari istimewa tersebut. Seakan-akan secara resmi tanggal 14 Februari diperingati sebagai tradisi hari Valentine meskipun sebenarnya di dalam kalender tidak tertulis momen khusus tersebut.
Dan ternyata ada yang lebih penting dari sekedar merayakan Hari Valentine loh, yakni Mengenang Jasa Pahlawan pada saat Hari Pemberontakan (PETA) Pembela Tanah Air. Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara PETA dibentuk pada 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No. 44 yang diumumkan Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Tentara PETA telah berperan besar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh nasional yang dulunya tergabung dalam PETA, antara lain mantan Presiden Soeharto hingga Jenderal Besar Soedirman.
Di mana tepat pada 14 Februari 1945 lalu, terjadi sebuah peristiwa pemberontakan pukul 03.00 WIB. Pasukan PETA yang dipimpin oleh ‘Shodancho’ Supriadi menyerang Hotel Sakura yang merupakan kediaman para perwira militer kekaisaran Jepang. Namun, pemberontakan yang terjadi pada 14 Februari berhasil dihalau oleh penjajah dengan memanfaatkan pasukan pribumi yang tak terlibat pemberontakan. Pemimpin dari pemberontakan ini yaitu Supriadi, namun beliau dinyatakan menghilang dalam peristiwa tersebut.
Akan tetapi ada satu pemimpin di lapangan yang selama ini dilupakan oleh sejarah, yaitu Muradi. Ia tetap bersama dengan pasukannya hingga saat terakhir. Hingga pada akhirnya, pada 16 Mei 1945 dia diadili dan dihukum mati dengan hukuman penggal sesuai dengan hukum militer Tentara Kekaisaran Jepang di Everald yang sekarang menjadi Ancol.
PETA juga memiliki peran penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Peran pasukan PETA dalam peristiwa Rengasdengklok saat detik-detik kemerdekaan Indonesia serta PETA adalah cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Pemberontakan PETA tersebut sebagai wujud cinta tanah air yang ditampilkan melalui perang masa revolusi melawan penjajah Jepang yang dilakukan generasi muda.
Oleh karena itu, ternyata Cinta bukan hanya disampaikan melalui kata-kata tetapi membutuhkan bukti melalui aksi yang nyata. Cinta juga bukan hanya sebatas kepada pasangan atau terhadap seseorang tetapi juga kepada tanah air Indonesia. Dengan demikian, Pemberontakan PETA 14 Februari 1945 ini adalah bukti perjuangan cinta terhadap tanah air. Memang saat ini bukan lagi masa revolusi yang berjuang sebagai wujud cinta tanah air melalui angkat senjata, namun perjuangan sebagai bukti cinta tanah air dapat kita lakukan melalui berbagai bidang kehidupan di era globalisasi yang salah satunya dengan menjaga perdamaian dan kesatuan Negara Republik Indonesia dimanapun kita berada