Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 20-21 Februari 2024 bertempat di Hotel Bidakara, Jakarta dengan tema “BNPT Melindungi Perempuan, Anak dan Remaja Indonesia” serta tagline “BNPT Hadir Untuk Indonesia.”
Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si, mengatakan, sejak tahun 2018 BNPT berhasil menjalankan misinya untuk meminimalisir serta menghilangkan kegiatan-kegiatan yang merujuk pada aksi terorisme, tercatat sejak tahun 2018 sampai dengan tahun 2023 angka tindakan atau tren aksi terorisme di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan hingga menyentuh angka 0 (Zero terrorist attack).
Walaupun angka aksi terorisme yang sudah mencapai angka 0, BNPT dalam hal ini tidak lengah dan ingin terus tetap mempertahankan nilai tersebut.
BNPT melihat bahwa tren aksi terorisme di Indonesia walau telah mengalami penurunan bahkan menyentuh angka nol pada tahun 2023 kemarin, namun di bawah permukaan tersebut terjadi peningkatan gerakan ideologi secara sistematis, masif, dan terencana untuk memperkuat organisasi dan pro radikalisasi dengan target perempuan, anak serta remaja
Terjadi perubahan aksi terorisme yang dilakukan oleh para pelaku dari yang biasanya “hard” menjadi “soft approach”, dari “bullet” menjadi “ballot strategy”. Terdapat 3 kategori yang rentan terpapar paham radikal yaitu perempuan, remaja dan anak.
Sebanyak 70,2% remaja atau siswa SMA dikategorikan sebagai remaja toleran, lalu terdapat 22,4% yang masuk kategori intoleran pasif, kategori intoleran aktif sebanyak 5%, dan remaja yang berpotensi terpapar terpapar radikalisme ada 0,6%.
Maka dari itu dalam rencana kerja BNPT tahun ini memfokuskan untuk upaya membangun daya tahan masyarakat (public resilience) dari ideologi kekerasan ideologi terorisme melalui public awareness yang mewujudkan public engagement dan multistakeholder collaboration.
Tujuan utama atau program kerja yang diangkat dalam rakernas BNPT 2024 yaitu turut hadir dan melindungi perempuan, anak-anak, serta remaja Indonesia dari ideologi radikal terorisme untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
