INDONESIA TANPA MALUKU BUKANLAH INDONESIA “BUNG KARNO”
Berangkat dari pernyataan Bung karno yang merupakan presiden pertama Republik Indonesia, lahir suatu pemaknaan lewat perenungan panjang bahwasanya keberadaan bangsa Maluku sangat diperlukan untuk mempertahakan harga diri dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terbukti lewat peran putra dan putri Maluku dalam dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah yang tak dapat di pungkiri lewat sejarah panjang bangsa indonesia, Maluku sebagai salah satu provinsi tertua di Indonesia juga mempunyai sumber daya alam baik di darat dan laut sangat luar biasa.
Maluku juga pernah menjadi posisi tawar bagi perebutan bangsa asing, bukan hanya kekayaan alam tetapi Maluku juga mempunyai sumber daya manusia
yang luar biasa. Hal ini terbukti dari sederetan prestasi putra-putri maluku yang dengan semangat intelegensinya telah mengukir banyak karya di semua bidang.
Maluku juga mempunyai sederetan kekayaan intelektual yang sangat bervariasi, hal ini terbukti lewat karya seni anak bangsa Maluku yang banyak terukir dalam sejarah peradaban bangsa.
Tidak hanya itu, hal membanggakan adalah kehidupan sosial budaya maluku yang sangat beragam dengan berbagai suku, budaya, ras dan agama yang terhimpun dalam bingkai kesatuan persaudaraan lewat adat Pela Gandong yang memberikan kosekuensi kehidupan masyarakat Maluku yang harmonisnsehingga lewatnkehidupan budaya Pela Gandong, Maluku dapat di jadikan sebagai role model bagi semua
provinsi yang ada di Nusantara.
Namun ironinya Provinsi yang sarat akan kekayaan Alam dan Manusianya masih Di kategorikan menjadi Provinsi miskin ke 4 di Indonesia. Hal ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi semua elemen masyarakat Maluku baik yang berada di Maluku maupun di pusat untuk bersama dengan bijak membuat kebijakan dengan menganalisis potensi-potensi ungul yang ada di Maluku.
Sejauh ini kita melihat suatu pergeseran paradigma pembangunan oleh Pemerintah yang masih mengesampingkan laut yang merupakan jati diri bangsa Maluku, dimana mengacu
kepada konsistensi Pemerintah dalam hal membangun wilayah kepulauan.
Kemudian hal ini harus menjadi peluang serta perhatian bersama seluruh elemen bangsa Maluku mengingat secara geografi luas wilayah maluku lebih besar di bandingkan dengan luas wilayah daratan, yang artinya pembangunan provinsi Maluku harus memprioritaskan
pembangunan Laut dan pemberdayaan masyarakat pesisir sebagai kodrat masyarakat Maluku.
Potensi kekayaan lautan yg dimiliki Maluku juga tercermin dalam catatan seorang peneliti asal jerman yang bernama Hans de WITTE, 1984 yang mana dalam catatnnya ia menyatakan bahwa di bawah laut terdapat tanah yang mengandung seng, besi, nikel, perak, kobal sedangkan mangnesium justru tidak ada dalam kandungan tanah di daratan Maluku.
Laut banda di sebut sebagai warisan dunia (world heritage) bukan saja karena kandungan air yaitu ikan, tetapi terlebih karena kandungan Tanah di bawah air lautnya.
Catatan sejarah ini memberikan suatu landasan berpijak bagi anak cucu Maluku dalam membawa orientasi pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejateraan masyarakat Maluku serta Untuk menghilangkan keinginan separatis sebagian rakyat Maluku yang merasa
terabaikan oleh pembangunan yang selama ini masih terjadi di Maluku.
Kemiskinan yang terjadi di Maluku bukan semata-mata karena terdapat beberapa anak cucu Maluku yang malas namun ini merupakan sebuah kemiskinan struktural yang mana Pemerintah belum mampu dengan bijak memetakan kebijakan kebijakan dan membatalkan regulasi-regulasi yang tidak pro terhadap masyarakat.
Birokrat masih berkompromi dengan KKN serta minimnya wawasan nasionalisme Maluku di kalangan pemuda Maluku serta sebuah distorsi sejarah oleh penjajah yang masih terpelihara dannterstigmanisasi oleh kebohongan politik sehingga fakta-fakta terkait potensi Maluku tidak dioptimalkan untuk menentukan kebijakan pembangunan di Maluku guna untuk menghasilkan maluku yang lebih maju.
Sudah waktunya Maluku merubah dirinya.
Mengutip pakar manejemen Indonesia, Rhenald Kasali, Ph.d dalam bukunya Change: “tak peduli berapa jahu jalan salah yang telah jalani, putar arah sekarang juga”. Kita sebagai anak-anak maluku harus menumbuhkan keberanian untuk melakukan sebuah reorientasi cara
berfikir dan bertindak sehingga memungkinkan terjadinya sebuah perubahan yang singnifikan bagi Rakyat dan daerah Maluku.
Bukan hanya itu mari sama-sama kita wujudkan Maluku sebagai Lumbung ikan Nasional yang sejatinya dapat menjadi berkat bukan hanya bagi masayarakat Lokal maluku tetapi bagi seluruh masyarakat nusantara sehingga terbukti sebagai wujud MALUKU MANIS EE!!
Ayo putra putri maluku Bersatu MANGGUREBE MAJU bangun Maluku sebagai negeri para manusia-manusia yang paripurna memiliki kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional diseluruh kalangan dan menjadikan orang maluku lebih kompetetif dan bebas dari kemiskinan.
Masyarakat Maluku harus menjadi masyarakat Maluku yang seutuhnya,sebab sejatinya martabat manusia tidak lagi hanya cukup dipenuhi dengan kemerdekaan dan kebebasan, namun martabat manusia seutuhnya hanya dapat di penuhi jika manusia bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, serangan penyakit sikap tidak toleran dan konflik
LAWA MENA HAULALA”
Maluku Toma Maju!! pele putus malintang patah