oleh: Yunus Septifan Harefa
Menjelang pengumuman hasil pemilu 22 Mei 2019 nanti, Prof. Dr. Baharudin Jusuf (BJ) Habibie melalui channel youtube The Habibie Center menyampaikan pesan kebangsaan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pesan yang disampaikan dalam video berdurasi kurang lebih 8 menit itu didasari dengan sebuah pemahaman bahwa pasti ada ketidakpuasan dari pihak-pihak tertentu dalam menerima hasil pemilu yang sudah dilakukan.
Melalui video singkat tersebut, Presiden ke-3 Republik Indonesia ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak melukai demokrasi yang sudah terbangun dengan tindakan-tindakan inkonstitusional. Habibie yang peduli dengan demokrasi bangsa ini mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk menghindari tindakan-tindakan yang dapat mempertajam polarisasi dan perpecahan di masyarakat.
Di tengah situasi yang penuh dengan ketegangan seperti sekarang ini, pesan yang disampaikan oleh Habibie memang penting dan harus diperbanyak agar bangsa Indonesia sadar bahwa segala bentuk tindakan-tindakan di luar konstisional merusak demokrasi yang sudah diperjuangkan bertahun-tahun. Tentu saja, tugas untuk menyampaikan pesan-pesan seperti ini bukan hanya tugas satu dua orang tetapi tugas kita bersama dan dalam menyampaikan pesan-pesan serupa, tempat yang relevan dan punya pengaruh besar adalah dunia maya.
Harus diakui, menjelang pengumuman hasil pemilu 2019, perang di medsos berhasil menjadi kanalisasi di Indonesia. Masing-masing pendukung capres berusaha untuk menyampaikan ketidakpuasannya demi mendukung capres pilihannya. Konsekuensinya, situasi yang tercipta semakin tidak kondusif dan menciptakan polarisasi yang cukup kuat. Oleh sebab itu, menjelang menjelang pengumuman hasil pemilu tanggal 22 Mei 2019 nanti, sebagai netizen yang bijaksana kita harus menyejukkan suasana dunia maya melalui konten yang membawa 5 pesan sebagai berikut.
1. Pesan Tentang Indahnya Keberagaman
Situasi politik yang terjadi sekarang ini menaburkan benih ketakutan yang membuat munculnya kekuatiran di hati masyarakat akan terjadinya situasi seperti yang terjadi tahun 1998. Mulai dari isu mayoritas-minoritas, perbedaan suku, dan perbedaan agama terus ditebarkan di media sosial. Seolah-olah perbedaan dan keberagaman itu musuh dan musibah, padahal sebaliknya keberagaman atau kemajemukan adalah keindahan.
Menurut Gus Dur, Presiden ke-4 RI, kemajemukan yang ada bukan menunjukkan tanda kelemahan kita, melainkan menunjukkan kekuatan kita dan kemajemukan harus bisa diterima tanpa adanya perbedaan. Oleh sebab itu, pesan-pesan tentang indahnya perbedaan dan keberagaman itu harus terus digaungkan di dunia maya agar netizen selalu menyadari bahwa kita adalah bangsa yang kuat karena adanya perbedaan dan keberagaman.
2. Pesan Kasih Dari Nilai Keagamaan
Bulan Mei adalah bulan penuh kasih antar umat beragama. Di tengah situasi politik seperti sekarang ini, kita patut bersyukur karena beberapa agama merayakan hari keagamaannya. Bagi umat Muslim, bulan ini, bulan Ramadhan menjadi bulan kemenangan. Saudara kita yang beragama Buddha juga barusan merayakan hari Raya Waisak dan beberapa hari mendatang kami umat Kristiani juga akan merayakan hari Kenaikan Yesus Kristus (Isa Almasih). Ini sebuah keindahan.
Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa negara kita ini adalah negara yang religius yang tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai keagamaannya. Dengan demikian, pesan-pesan tentang kasih sebagai arsiran semua agama harus terus disebarkan di negara kita ini. Sebagai netizen yang beragama dan religius, kita bertanggungjawab untuk menjadi pembawa pesan penuh kasih di dunia maya melalui pesan-pesan keagamaan yang menekankan tentang kasih dan cinta.
3. Sebarkan Fakta Bukan Hoax
Maraknya hoax di dunia maya membuat munculnya banyak perselisihan yang seharusnya tidak terjadi. Berita-berita yang tidak berdasarkan pada data dan fakta membuat munculnya asumsi-asumsi negatif di tengah masyarakat. Akibatnya, situasi semakin tidak kondusif dan lebih menegangkan.
Melihat kondisi seperti inilah, sebagai netizen yang bijaksana, kita harus bisa menjadi penyebar berita-berita yang mempunyai sumber dan data yang akurat. Tujuannya, supaya di tengah masyarakat tidak timbul asumsi-asumsi negatif yang dapat merusak kesatuan bangsa. Oleh sebab itu, sekali-kali kita tidak boleh ikut menyebarkan berita hoax, karena hal itu memiliki dampak buruk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ingat, think before you share.
4. Seruan Untuk Bersatu Bukan Berpecah
Sebagai netizen yang bijaksana, serukanlah persatuan bukan perpecahan. Siapapun yang diumumkan sebagai pemenang dalam kontestasi politik nanti, kita harus bisa menerima dengan lapang dada. Jika ada ketidakpuasan, semuanya harus diselesaikan dengan langkah-langkah hukum, sehingga di tengah masyarakat tidak terjadi perpecahan. Kesatuan bangsa ini jauh lebih penting dibandingkan dengan kepentingan-kepentingan oknum-oknum tertentu. Oleh sebab itu, sebagai duta damai dunia maya, serukanlah suara persatuan dengan memproduksi dan menebarkan pesan-pesan perdamaian.
5. Dari Istilah People Power Menuju Istilah Peacemaker
Di dunia maya, istilah people power (kedaulatan rakyat) terus disebar, sehingga tidak bisa dihindari kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. People power yang bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Presiden secara paksa melalui aksi demonstrasi rakyat sebenarnya bukanlah seruan yang menyejukkan di tengah-tengah kondisi politik sekarang ini. Isu people power ini lebih untuk memecahkan daripada menyatukan. Menyikapi hal ini, sebagai netizen yang bijaksana, daripada menggunakan istilah people power, lebih baik kita menggaungkan istilah peacemaker. Kita bersama-sama menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa ini dengan menjadi pembawa damai, duta damai di dunia maya. Peacemaker.