Penulis: @thoriq.alayubi
Menjelang 1 Juni, Sang Pancasila akan kembali berulang tahun, sudah siapkah kado kita untuk Sang Pondasi Bangsa? Tidak ada kata terlambat, yuk sama-sama menyiapkan kado terbaik untuk ideologi bangsa kita tercinta ini, toh, biasanya yang spesial, kadonya belakangan, heuheuheu ~ gak gitu juga sih bro.
April-Mei merupakan dua bulan, menurut penulis, yang paling nasionalis sepanjang tahun 2019 berjalan. Agenda lima tahunan bangsa indonesia, pemilihan presiden menjadi suatu inisiator bagi hampir sebagian besar rakyat indonesia untuk mulai berpikir dengan negara, pemerintah, kejayaan, sejahtera, dan hal-hal yang berbau nasionalis. Bahkan, momentum nasionalisme yang tercipta sepanjang Bulan April-Mei sepertinya mengalahkan rasa nasionalis dari Bulan Agustus dan Oktober.
Isu-isu mulai dari siapa yang paling nasionalis diantara kedua tokoh calon presiden hingga, yang paling terakhir, gerakan kedaulatan rakyat atas nama demokrasi menjadi bahan obrolan sehari-hari masyarakat dan juga penduduk dunia maya. Hiperbolanya, antusiasme Ramadhan pun sempat tertutup dan kalah pamor dengan antusias semacam tadi. Yang paling penulis takutkan adalah, kesibukan-kesibukan para aktor nasionalis–bukan hanya tokoh nasionalis tetapi semua orang yang membahas tentang Indonesia Dewasa ini—menjadikan mereka semua lupa, bahwa ada satu lagi agenda besar yang harus dilaksanakan, apa itu? hari ulang tahun Pancasila.
Jangan sampai kesibukan kita semua berretorika tentang nasionalis dan Indonesia menjadikan kita lupa dengan Pancasila, dengan hari kelahirannya. lantas Kemudian, apa yang ingin kita berikan sebagai hadiah untuk hari lahir Sang Ideologi Bangsa ini? Apakah cukup dengan kelakar kita, di kehidupan nyata ataupun di sosial media, tentang Nasionalisme, keindonesiaan, namun disisipkan narasi-narasi keberpihakan, hajat-hajat golongan, politik identitas? Penulis rasa tidak.
Besok, 1 Juni 2019, Pancasila pasti akan menunggu kado dari kita semua, Rakyat Indonesia. Biarlah waktu kita sibukkan dengan hal-hal lain, toh tidak ada kata terlambat untuk memulai. Persiapkan diri kita untuk memberi hadiah yang indah kepada Pancasila. Setidaknya besok, mari keluar rumah, dan berbelanja hal-hal yang Pancasila sukai, Pancasila Inginkan. Mari sisihkan ego identitas untuk menghadiahkan kebersamaan. Mari pandang satu persamaan untuk menghasilkan satu keberagaman. Mari lapangkan sedikit penerimaan untuk dapat memberikan kerukunan. Dan mari bergotong-royong, saling berbagi, untuk satu persatuan.
Setelah itu, kemas dengan suka cita yang damai dan berikan itu sebagai kado indah untuk Pancasila dalam masing-masing diri kita. Karena sejatinya, hakikat sebuah negara bukanlah pada batas-batas wilayah, namun pada rasa persatuan dan kesatuan rakyatnya. Begitu pula dengan itu, hakikat tulisan ini adalah refleksi pada masing-masing pembaca. Mari Bersama-sama, menjaga kerukunan, keberagaman, kesatuan, persatuan Bangsa Indonesia. Mari kita berikan kado terbaik bagi Sang Pondasi, Sang Ideologi, Sang Dasar Negara, Pancasila.
Tabik, Terima Kasih!