Pemuda saat ini dipandang sebagai salah satu generasi pembangunan dan pembawa perdamaian di masa yang akan datang. Pemuda memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menciptakan perdamaian. Pemuda yang selalu punya pikiran kreatif dan inovasi terbaru, dianggap memiliki peluang besar untuk ikut berpartisipasi dalam perdamaian.
Pemuda juga sebagai Pencipta, pelopor dan pengabdi Perdamaian, dimana idealisme, kekuatan, semangat, intelektual adalah gambaran sosok pemuda, maka jika potensi ini dimaksimalkan maka pemuda tidak akan mudah terprovokasi dari pengaruh kelompok radikal yang senantiasa ingin memicu terjadinya suatu konflik.
Begitu pentingnya peran pemuda dalam menjaga perdamaian, sering kali dunia internasional menciptakan event-event perdamaian dengan melibatkan pemuda di dalamnya. Perdamaian sendiri dapat kita pahami sebagai sebuah keadaan yang memiliki nilai esensial dalam kehidupan manusia.
Perdamaian merupakan suatu keadaan dimana masyarakat bisa hidup secara berdampingan, meskipun masyarakat tersebut memiliki perbedaan budaya, sosial dan lain-lain. perbedaan tersebut bukanlah suatu hambatan karena adanya kemampuan untuk berkomunikasi secara baik, sehingga adanya pemahanan dan toleransi yang baik diantara masyarakat yang berbeda tersebut. Suatu perdamaian tidak akan tercipta tanpa aksi nyata.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Eleanor Roosevelt bahwa ‘’it isn’t enough to talk about peace. One must believe in it. And it isn’t enough to believe in it. One must work at it” artinya Perdamaian harus dimulai dan tidak hanya terus-terusan dijadikan wacana.
Pemuda disini harus melakukan sesuatu untuk menjaga perdamaian. perdamaian tidak hanya sebuah retorika, Perdamaian haruslah diwujudkan dalam sebuah sikap nyata.
Mengenai perdamaian ini sendiri dalam studi yang saya pelajari dalam prodi Hubungan Internasional, salah satu perspektif yang digunakan untuk menggambarkan perdamaian ialah realisme. Perspektif realisme mengatakan bahwa perdamaian dapat tercipta ketika kita menemukan Balance of Power dengan menciptakan suatu hegemoni.
Menurut saya dengan ikut berpartisipasi dalam Duta Damai Jakarta ini merupakan suatu wadah bagi para pemuda-pemudi untuk menciptakan Balance of Power dengan saling berhegemoni atau bekerja sama dalam menjaga perdamaian.
Tidak hanya ikut aktif dalam suatu wadah perdamaian, menurut saya pemuda dalam menjaga perdamaian juga harus menjadi orang yang terdidik, menjadi pemuda dengan karakter yang baik, serta selalu mengedepankan sikap toleransi dengan selalu menghormati orang lain.
Ketika seorang pemuda menjadi orang yang terdidik serta memiliki karakter yang baik maka ia akan senantiasa mengetahui hal-hal yang menunjukan sikap menciptakan perdamaian dan menghindari konflik.
Contohnya saja ketika pemuda memiliki karakter yang baik ia tidak akan membagikan berita yang tidak benar di media sosial yang dapat menimbulkan konflik di antara banyaknya pengguna sosial media.
Begitupun dengan pemuda yang memiliki sikap toleransi yang tinggi ia akan selalu berfikir sebelum bertindak, karena ia paham betul bahwa di dunia ini kita hidup berdampingan dengan banyak sekali manusia dengan segala perbedaan.
Pemuda-pemudi hari ini harus mampu menjadi pelopor penjaga perdamaian, sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa pemuda yang banyak memiliki semangat perjuangan dalam mengusir penjajah, sekaligus mempertahankan kemerdekaan pada 1945, pemuda yang berikrar bertumpah darah yang satu dan berbangsa yang satu pada 1928, pemuda sudah selayaknya menjadi pelopor bangsa dalam menciptakan, melestarikan, serta membangun perdamaian.