Mendengar kata nikah untuk seusia kita yang memasuki usia 20-an pasti sudah menjadi makanan sehari-hari. Mulai dari bahan bercandaan teman-teman, tuntutan orang tua, bahkan sampai seminar-seminar tentang pernikahan selalu hadir disekitar kita. Berdasarkan pengalaman saya sebagai pelaksana event, ternyata seminar pernikahan lebih banyak diminati para remaja dibandingkan dengan seminar-seminar lainnya.
Pernikahan memang menjadi momen yang selalu dinanti-nanti bagi remaja yang sudah memasuki usia matang karena selain untuk menjalankan syariat agama menikah juga sebagai pemenuhan kebutuhan biologis. Namun, banyak sekali kendala dan hambatan bagi seseorang untuk melaksanakan momen tersebut. Mulai dari jodohnya yang belum ketemu, ekonominya belum stabil, hingga ketakutan akan kehidupan setela menikah menjadi pertimbangan yang memberatkan.
Pernikahan bukanlah pilihan hidup yang dapat diputuskan dengan mudah. Kita harus berpikir panjang hingga benar-benar siap menjalaninya karena pernikahaan adalah keputusan yang akan mengikat dan menjalaninya seumur hidup. Namun, Dibalik itu semua ternyata pernikahan memiliki point-point perdamaian loh, berikut ini adalah poin-poinnya:
Menyatukan Perbedaan
Nikah adalah proses penyatuan dua orang yang memiliki komitmen untuk menjalani hidup bersama dengan dasar cinta. Meskipun setiap individu mempunyai perbedaan tapi dengan menikah perbedaan itu bukan menjadi hambatan melainkan menjadi pelengkap kekurangan masing-masing. Cinta juga bisa membuat seseorang lebih bersemangat menjalani hidup dan dapat berjuang lebih keras dari sebelumnya, itu yang disebut dengan power of love. Dengan menikahlah cinta itu diikat secara resmi baik dari sisi agama maupun hukum.
Mengerti dan Menghargai
Menikah ternyata tidak hanya menggunakan modal cinta saja. Cinta memang yang menjadi dasar untuk mempersatukannya tapi jika hanya mengandalkan cinta hubungan itu tidak akan berjalan lama. Hubungan itu akan bertahan lama jika kita dapat saling mengerti dan saling menghargai. Kita tidak mungkin terus-terusan mementingkan diri sendiri. Kita juga harus memprioritaskan kepentingan orang lain. Memprioritaskan kepentingan orang lain bukan berarti harus menyingkirkan kepentingan diri sendiri tapi bagaimana agar kepentingan kita dan pasangan dapat berjalan beriringan, itu lah kenapa kita harus saling mengerti.
Rasa Kebersamaan
Menikah ternyata juga dapat menumbuhkan rasa kebersamaan. Ketika menikah, kata ‘aku’ akan berubah menjadi ‘kita’, barang milik pribadi pun akan menjadi milik bersama. kita harus dapat menjaga dan merawatnya bersama-sama. Apapun yang terjadi akan menjadi tanggung jawab bersama sehingga ketika mengambil keputusan apapun, Keputusan itu harus disepakati bersama terlebih dahulu agar sama-sama siap dengan konsekuensinya.
Berbagi dan Peduli
Tak hanya rasa kebersamaan, menikah juga dapat menumbuhkan rasa untuk saling berbagi dan peduli karena ketika kita berkomitmen untuk menjalani hidup bersama, otomatis kita harus dapat saling berbagi baik secara materi maupun non-materi seperti membagi waktu dan perhatian dengan pasangan kita. Tidak mungkinkan kita hidup bersama tapi sifat kita masih individualis, tidak mau berbagi dan dengan pasangan kita sendiri.
Memperbanyak Saudara
Pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan saja loh, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar sehingga saudara yang kita miliki akan semakin banyak. Misalnya kita punya saudara yang jumlahnya sebanyak satu kampung lalu kita menikah dengan orang yang memiliki keluarga satu kampung juga otomatis saudara kita akan bertambah menjadi dua kampung, Belum lagi kalo kaka atau adek kita menikah ditambah dengan kaka atau adek ipar kita menikah akan semakin banyak saudara kita. Jika kita dapat menjaga hubungan baik dengan saudara-saudara kita, itu akan membuat hidup kita menjadi lebih mudah karena kita bisa saling tolong menolong jika ada kesulitan. Tak heran dalam agama kita dituntut harus menjaga hubungan baik dengan saudara kita.