free page hit counter
Home Blog Page 15
Oleh: M. Nurul Anwar Salah satu teman facebook saya ketika hari raya idul fitri kemarin membuat status di akunnya yang berbunyi, “Mohon maaf lahir batin ya bapak, ibu, mas, mba dan kawan-kawan, damai dulu sebentar, setelah itu kita buat lagi keributan ”. Keributan di negara +62 ini sudah sangat terstruktur, sistematis, dan masif hingga hari raya pun dianggap menginterupsi budaya...
Penulis: @thoriq.alayubi Menjelang 1 Juni, Sang Pancasila akan kembali berulang tahun, sudah siapkah kado kita untuk Sang Pondasi Bangsa? Tidak ada kata terlambat, yuk sama-sama menyiapkan kado terbaik untuk ideologi bangsa kita tercinta ini, toh, biasanya yang spesial, kadonya belakangan, heuheuheu ~ gak gitu juga sih bro. April-Mei merupakan dua bulan, menurut penulis, yang...
Oleh Haydar Al Jufry Media sosial kini menjadi wadah silaturahim paling mudah dijangkau, paling hemat dan dapat mendekatkan kawan atau saudara dari mana pun juga. Namun sayangnya, seringkali kita kurang bijak dalam menggunakan media ini. Bukan memperkuat tali silaturahim, justru sebaliknya media sosial dapat menyebabkan perpecahan dan perang saudara. Banyak bermunculan postingan oleh suatu individu atau kelompok dalam...
oleh: Yunus Septifan Harefa Membatasi akses media sosial untuk pengguna internet di Indonesia merupakan salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah agar efek kerusuhan tanggal 22 mei tidak menyebar melalui dunia maya. Menurut Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), “ada skenario untuk membuat kekacauan, menyerang aparat keamanan, dan menciptakan antipati kepada pemerintahan yang sah”.
Perang kebencian yang terjadi di media sosial hari ini, bukan semata-mata karena menyebarnya hoax atau pun hate speech. Lebih dari itu, ada faktor lain yang menyebabkan hoax dan hatespeech merajalela, yaitu faktor diamnya orang-orang yang seharusnya menebarkan kesejukkan. Mereka yang benar tidak berani atau merasa tidak terlalu penting berbicara menyuarakan kebenarannya. Alasannya beragam, merasa takut, malas berdebat, menunggu momen yang tepat untuk berbicara, sampai mereka beralasan untuk menjaga hubungan.
Oleh: Syammas Pinasthika Syarbini Gelaran pemilihan umum (pemilu) yang digelar serentak untuk pertama kalinya di Indonesia telah usai. Seluruh elemen masyarakat dihimbau agar menjaga perdamaian dan ketentraman. Hal itu menjadi inti pesan almarhum Ustaz Arifin Ilham. "(Pertama), tolong sampaikan pada masyarakat bahwa ada TNI dan Polri yang menjaga keamanan bangsa. (Kedua) Jaga perdamaian bangsa ini karena...
Dutadamaijakarta.id, Jakarta - Kita patut berterima kasih kepada Brimob dan TNI yang tenang menjaga area Bawaslu. Tanpa ketenangan mereka, mungkin akan banyak jatuh korban dari kedua belah pihakBahkan, saya menyaksikan langsung, dari komandan mereka dengan sigap, datang ke pasukannya, menenangkan pasukan,  agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Alhasil, para pasukan menuruti dan suasana tetap kondusif walau ada...
oleh: Yunus Septifan Harefa Menjelang pengumuman hasil pemilu 22 Mei 2019 nanti, Prof. Dr. Baharudin Jusuf (BJ) Habibie melalui channel youtube The Habibie Center menyampaikan pesan kebangsaan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pesan yang disampaikan dalam video berdurasi kurang lebih 8 menit itu didasari dengan sebuah pemahaman bahwa pasti ada ketidakpuasan dari pihak-pihak tertentu dalam menerima hasil pemilu yang sudah...
Oleh: Syammas Pinasthika Syarbini Kamu pasti sudah tahu kalau rakyat Jepang sedang bergembira menyambut Era kekaisaran baru Reiwa yang dipimpin oleh Kaisar Naruhito. Upacara penobatan Naruhito dilaksanakan pada 1 Mei 2019 lalu , tepat satu hari setelah ayahnya, kaisar Akihito, menjadi kaisar pertama yang turun takhta secara sukarela dalam dua abad kekaisaran Jepang. Kaisar Akihito yang...
Oleh: Yunus Septifan Harefa Tinggal menghitung hari, pengumuman hasil perhitungan KPU pasca pesta demokrasi yang sudah berlangsung akan segera diumumkan. Dalam menunggu hasil ini, muncul banyak sekali gejolak di tengah-tengah masyarakat. Ketegagan di antara kedua kubu tidak bisa dibendung, sehingga hoaks dan ujaran kebencian terus berseliweran di mana-mana. Kepentingan politik menjadi pemicunya, yang muaranya  untuk memecah belah kesatuan NKRI.