Oleh: M. Nurul Anwar
Salah satu teman facebook saya ketika hari raya idul
fitri kemarin membuat status di akunnya yang berbunyi, “Mohon maaf lahir batin
ya bapak, ibu, mas, mba dan kawan-kawan, damai dulu sebentar, setelah itu kita
buat lagi keributan ”. Keributan di negara +62 ini sudah sangat
terstruktur, sistematis, dan masif hingga hari raya pun dianggap menginterupsi
budaya...
Penulis: @thoriq.alayubi
Menjelang 1 Juni, Sang Pancasila akan kembali berulang tahun, sudah siapkah
kado kita untuk Sang Pondasi Bangsa? Tidak ada kata terlambat, yuk sama-sama
menyiapkan kado terbaik untuk ideologi bangsa kita tercinta ini, toh, biasanya
yang spesial, kadonya belakangan, heuheuheu ~ gak gitu juga sih bro.
April-Mei merupakan dua bulan, menurut penulis, yang...
Oleh Haydar Al Jufry
Media sosial kini menjadi wadah silaturahim paling mudah dijangkau, paling
hemat dan dapat mendekatkan kawan atau saudara dari mana pun juga. Namun
sayangnya, seringkali kita kurang bijak dalam menggunakan media ini. Bukan memperkuat
tali silaturahim, justru sebaliknya media sosial dapat menyebabkan perpecahan
dan perang saudara. Banyak bermunculan postingan oleh suatu individu atau
kelompok dalam...
Artikel
Akses Media Sosial Dibatasi, Inilah 5 Alasan Mengapa Kita Harus Menjadi Duta Damai di Dunia Maya
admin -
oleh: Yunus Septifan Harefa
Membatasi akses media sosial untuk pengguna internet di Indonesia merupakan
salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah agar efek kerusuhan tanggal 22
mei tidak menyebar melalui dunia maya. Menurut Wiranto, Menteri Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), “ada skenario untuk
membuat kekacauan, menyerang aparat keamanan, dan menciptakan antipati kepada
pemerintahan yang sah”.
Perang kebencian yang terjadi di media sosial hari ini, bukan semata-mata
karena menyebarnya hoax atau pun hate speech. Lebih
dari itu, ada faktor lain yang menyebabkan hoax dan hatespeech
merajalela, yaitu faktor diamnya orang-orang yang seharusnya menebarkan
kesejukkan. Mereka yang benar tidak berani atau merasa tidak terlalu penting
berbicara menyuarakan kebenarannya. Alasannya beragam, merasa takut, malas
berdebat, menunggu momen yang tepat untuk berbicara, sampai mereka beralasan
untuk menjaga hubungan.
Artikel
28 Hari sebelum Kerusuhan di Jakarta, Almarhum Ustaz Arifin Ilham Menyampaikan Pesan Damai (23-5)
admin -
Oleh: Syammas
Pinasthika Syarbini
Gelaran pemilihan umum (pemilu) yang digelar serentak untuk pertama kalinya
di Indonesia telah usai. Seluruh elemen masyarakat dihimbau agar menjaga
perdamaian dan ketentraman. Hal itu menjadi inti pesan almarhum Ustaz Arifin
Ilham.
"(Pertama), tolong sampaikan pada masyarakat bahwa ada TNI dan Polri
yang menjaga keamanan bangsa. (Kedua) Jaga perdamaian bangsa ini karena...
Dutadamaijakarta.id, Jakarta - Kita patut berterima kasih kepada Brimob dan
TNI yang tenang menjaga area Bawaslu. Tanpa ketenangan mereka, mungkin akan
banyak jatuh korban dari kedua belah pihakBahkan, saya menyaksikan langsung,
dari komandan mereka dengan sigap, datang ke pasukannya, menenangkan
pasukan, agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi.
Alhasil, para pasukan menuruti dan suasana tetap kondusif walau ada...
oleh: Yunus Septifan Harefa
Menjelang pengumuman hasil pemilu 22 Mei 2019 nanti, Prof. Dr. Baharudin
Jusuf (BJ) Habibie melalui channel youtube The Habibie Center menyampaikan
pesan kebangsaan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pesan yang disampaikan
dalam video berdurasi kurang lebih 8 menit itu didasari dengan sebuah pemahaman
bahwa pasti ada ketidakpuasan dari pihak-pihak tertentu dalam menerima hasil
pemilu yang sudah...
Oleh: Syammas Pinasthika Syarbini
Kamu pasti sudah tahu kalau rakyat
Jepang sedang bergembira menyambut Era kekaisaran baru Reiwa yang dipimpin oleh
Kaisar Naruhito.
Upacara penobatan Naruhito
dilaksanakan pada 1 Mei 2019 lalu , tepat satu hari setelah ayahnya, kaisar
Akihito, menjadi kaisar pertama yang turun takhta secara sukarela dalam dua
abad kekaisaran Jepang. Kaisar Akihito yang...
Oleh: Yunus Septifan Harefa
Tinggal menghitung hari, pengumuman
hasil perhitungan KPU pasca pesta demokrasi yang sudah berlangsung akan segera
diumumkan. Dalam menunggu hasil ini, muncul banyak sekali gejolak di
tengah-tengah masyarakat. Ketegagan di antara kedua kubu tidak bisa dibendung,
sehingga hoaks dan ujaran kebencian terus berseliweran di mana-mana.
Kepentingan politik menjadi pemicunya, yang muaranya untuk memecah belah
kesatuan NKRI.